duduk di bangku, dibawah terpal biru. berteman dengan deru hujan yang seolah rindu membasuh bumi. telur asin, kopi mendingin dan jajanan angkringan didepanku seolah seperti pelacur malam yang mencari hidung belang. petang ini aku terjebak di wts yang menyuguhkan jajanan gorengan tapi terhempas air hujan. dingin memang tapi menjadi panas ketika membaca alunan pesan darimu. di whatsapp, kau mengucap rindu, seperti ribuan tahun tidak bertemu. perasaan yang sama juga dialami diriku tapi aku tau itu salah. iya itu salah.
aku dan kamu bagaikan hujan dan angin petang ini. kita sama sama diharapkan tapi tidak untuk saling bertemu.
11 November 2013
elegi
0 Response to Angin dan Hujan
Post a Comment